Selasa, 14 April 2015

Tokoh: Idrus Tintin Budayawan Melayu Riau



Tokoh: Idrus Tintin Budayawan Melayu Riau


                                                                Idrus tintin

AB (Blog) Idrus tintin melalui masa kecilnya pada zaman pergolakan disaat para pemuda masih memperjuangkan Kemerdekaan. Namun didalam kondisi yang serba sulit itu Idrus tintin seakan menemukan jati dirinya Pria kelahiran Rengat, 10 November 1932 ini tenggelam dalam kegiatan dibidang seni, mulai dari teater hingga sastra.

Idrus dibesarkan dalam lingkungan keluarga asli melayu Riau, ayahnya bernama Tintin lahir di Lubuk Ambacang, Indragiri( Sekarang termasuk dikabupaten Kuansing), sedangkan ibunya bernama Tiamah, berasal dari penyiamahan dan menetap di Enok dalam melayu timur, indragiri ( Sekarang termasuk dikabupaten Indra Giri Hilir, Riau).

Ayahnya Idrus bekerja sebagai nahkoda, awalnya ia bekerja dijawatan pelayaran Indonesia, Baru kemudian dipindah tugaskan kelaut cina selatan, Tarempa kepulauan Riau, dengan berbagai pertimbangan tinting memboyong keluarganya menetap di Tarempa. Pada 14 Desember 1941 pasukan jepang membombardir wilayah tarempa, didalam peristiwa tersebut sekitar 300 masyarakat sipil menjadi korban termasuk ayahnya Idrus yang juga ikut meninggal dunia pada tahun 1942.

Setelah ayahnya wafat Idrus dan ibunya pindah kerengat disana ia melanjitkan pendidikanya yang terbengkalai akibat perang, setamatnya sekolah rakyat idrus melanjutkan pendidikanya dichugakko. Namun tidak selesai. Sekitar tahun 1941 Idrus dititipkan keasrama penampungan yatim piatu Dai Toa Kodomo Ryo milik pemerintah Jepang, disinilah Idrus mulai mengenal dunia Drama.Idrus kemudian memulai debutnya didunia teater setelah masuk kegrup drama  raja khatijah. Bersama rekanya Hasan Basri, Idrus berperan dalam pertunjukan drama berbahasa jepang.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyQNxMtQyx-bIiFlNFHm0fQY9uSSvIe-To7-RKWcIS-94dN8k2SuPu8zGyM4xoNpW4IahCwUweFlhiBzrDwL3D2vI_YdNEljESTIrtooaSdKixeRDW4SW9JKOo7Heq0hZi34NV82fZeHcG/s1600/tintin.jpg
                                                     Sang Budayawan 

Karena kefasihanya berbahasa jepang Idrus diterima bekerja di Sentral Telepon Penduduk Jepang, kemudian ditahun 1943 beliau dipindahkan keasrama Kubota dan bekerja dibiro okabutai, Tanjung pinang selama 5 bulan. Ditengah kesibukanya bekerja Idrus masih saja menggeluti dunia teater hal ini dibuktikanya dengan mengikuti Drama pendek yang mengisahkan kehidupan Petani dan Nelayan yang hidup melarat berjudul Noserang.

Pada tahun  1945 Idrus Pindah ke Tembilahan dan masuk Sekolah SMP Muhammadiyah, tidak selesai.. Beramain teater sebagai Piguran bersama grup drama Agus Moeis dan Hasbullah.]

Pada tahun 1947 Idrus  Pindah ke Rengat dan melanjutkan Sekolah SMP. Masa-masa sekolah di Rengat setiap ada kesempatan, Idrus selalu saja bermain teater.

1948 Idrus masuk tentara pangkat prajurit.
Pada tahun 1950 Idrus Pindah ke Tanjung Pinang dan bekerja sebagai Staf Angkatan Darat. Di tahun 1952 Idrus  Pindah ke Tarempa disana dia  mendirikan grup sandiwara Gurinda
dan pada tahun 1954 Masuk Pegawai Negeri sampai menjadi Kepala Kantor Sosial Kewedanan Pulau Tujuh. Pada 1957 Idrus Tintin yang bergemilang dengan kesenian dan masih mencari identitas diri maka dipindahkan ke Tanjung Pinang dan kemudian meninggalkan tugas pegawai negeri.
Bersama Hanafi Harun membentuk kelompok teater non formal di Tanjung Pinang ditahun 1958 dan tampil berpuluh kali. Beberapa cerita yang dimainkan yaitu Buih dan Kasih Sayang Orang Lain, Bunga Rumah Makan, dan awal dan Mira.

Kembali ke Rengat dan menikah dengan Masni seorang perempuan Rengat Indragiri, Riau. Bekerja di Kantor Penerangan Rengat, Indragiri, Riau pada tahun 1959

Membentuk kelompok teater dan berkali-kali memimpin pertunjukan bersama Taufik Effendi Aria, Bakri, Rusdi Abduh di Rengat, Tanjung Pinang, Tembilahan. Naskah cerita yang dimainkan merupakan naskah yang dibuat sendiri namun tidak terarsip baik Idrus Tintin maupun kawan-kawan grupnya. Kegiatan berteater di Rengat dilakukan sampai tahun 1965.

Mengikuti festival Drama di Pekanbaru yang ditaja oleh Pemerintah Daerah Riau Idrus Tintin mendapat penghargaan sebagai actor terbaik pada tahun 1964.

Pada tahun 1966 Idrus Memimpin dan menyutradarai sebuah pertunjukan drama di Gedung Trikora, yang didukung anatara lain oleh M. Rasul, Taufik Effendi Aria, Mami Soebrantas, dan RP Marpaung. Ditahun yang sama Idrus Pindah ke Jakarta, bekerja di sebuah Travel Nusantara Air Center dan Majalah Indonesia Movie rubric budaya.

Membentuk Grup Movies Teater di Gedung Kesenian Jakarta bersama dengan Alex Zulkarnain, Meninggalkan semua pekerjaan di Jakarta, kembali ke Rengat kemudian tahun yang sama pindah ke Pekanbaru dan bekerja di Perusahaan Penimbunan Pasir, Menyutradarai pertunjukan ?Hariamau Tingkis? di Balia Dang Merdu di bawah koordinator BM Syam dengan para pemain antara lain Faruq AIwi, Patopoi Menteng, Akhyar dan Yusuf Dang. Berhenti bekerja di perusahaan, kemudian bekerja sebagai pegawai honor Bagian Humas Kantor Gubernur Riau dan salah seorang pengasuh majalah Gema Riau. 1974 Mendirikan Teater Bahana dibantu oleb Armawi KH.
Pada tahun1996  Idrus Mengajar di SMAN 2 Pekanbaru selama 17 tahun. Idrus Tintin membina siswanya berkesenian di Teater Bahana. Minimal satu kali sebulan Teater Bahana melakukan pementasan di Pekanbaru  dan beliau MenerimaAnugrah Sagang untuk seniman/budayawan terpilih dari Yayasan Sagang Riau Pos Media Grup ditahun yang sama.
Idrus Tintin selalu mengikuti pertemuan ilmiah baik sebagai pembicara, peserta maupun mengadakan pertunjukan teater monolog. Kawan-kawan Idrus mengatakan bahwa kehidupan Idrus adalah teater.

Pada Tanggal 14 Juli 2003, Idnus Tintin tutup usia dan dikebumikan direngat disamping makam raja- raja rengat tepatnya disamping masjid raya rengat, Indragiri Hulu
Penobatan almarhum Idrus Tintin sebagai satu dari dua budayawan nasional, yang meraih bintang budaya Parama Dharma oleh pemerintah Republik Indonesia, merupakan kebanggan besar bagi masyarakat Riau secara umum. pasalnya, Idrus Tintin menerima penghargaan ini, bersamaan dengan yang diterima aktor kawakan, sekaligus budayawan Betawi, Benyamin Suep. Banyak yang mengakui, penggorbanan seorang Idrus Tintin dalam berkarya untuk seni dan budaya melayu, sangat besar. sehingga nama Idrus Tintin, dinobatkan untuk gedung budaya di purna MTQ Pekanbaru. Dalam mengenang jasa dan pengorbanan Idrus Tintin inilah, sejumlah kerabat lama, dan juga merupakan budayawan Riau, diantaranya, Rida K Liamsi, Tenas Effendi, Ok Nizami Jamil dan lainnya, memberikan suatu penghargaan, dalam bentuk pegelaran puisi, Pembacaan puisi oleh sejumlah budayawan ini, ikut diiringi dengan alunan musik bandar serai orchestra, sehingga menambah merdu dan sahdunya puisi yang dibaca. Rida K Liamsi mengatakan, idrus tintin adalah budayawan besar dan menasional, yang layak dibanggakan bangsa dan daerah ini.
Tokoh budayawan Riau, Tenas Effendi mengungkapkan, Idrus Tintin sangat layak mendapatkat gelar bintang Parama Dharma, karena karya-karyanya mampu mengangkat marwah melayu. Pegelaran baca puisi juga diiringi dengan pemberian cendra mata dari sahabat karib Idrus Tintin lainnya, Ok Nizami zamil, berupa sebuah foto kenangan, kepada anak almarhum, Multi Tintin.Putri almarhum Idrus Tintin, Multi Tintin mengaku terharu dan tersanjung, dengan penghargaan yang telah diberikan kepada almarhum ayahnya. dukungan para sahabat dan tokoh budaya melayu Riau, juga di anggap sangat berpengaruh bagi kehidupan keluarganya.Pegelaran baca puisi untuk almarhum Idrus Tintin ini, diharapkan mampu memitivasi generasi muda , untuk terus mengembangkan karya seni dan budayanya untuk Riau. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX3cWIZ0HpeQi14-st-o8I00VJxfROLPLaL55J5bpo9PxvmF37WmuOt_nov5Hn5PWqKyuQCYHn3aE-3zaAIPLlvxQB05R5ju7j7jGFCpawXs_GkjoI5t3pWaDG8iM5YVmCj6IOonsG1YBv/s320/bandar-serai-pekanbaru-riau.jpg
http://aderbayo.blogspot.com/2012/02/idrus-tintin-budayawan-melayu-riau.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar