Tokoh Budayawan Melayu Riau Tenas Effendy Wafat
Tenas Effendy. Dok. TEMPO/Tommy
Satria
TEMPO.CO, Pekanbaru - Suasana duka menyelimuti Riau. Tokoh budayawan
melayu Riau Tenas Effendy meninggal di Rumah Sakit Umum Arifin Ahmad,
Pekanbaru, Riau, Sabtu dini hari, 28 Februari 2015, sekira pukul 00.25 WIB.
Tenas sempat menjalani perawatan
selama 14 jam di rumah sakit akibat infeksi paru-paru yang dideritanya.
"Sebelumnya beliau sempat di rawat di Malaka," kata Ketua Umum Dewan
Pengurus Harian Lembaga Adat Melayu Riau, Al Azhar, kepada Tempo, Sabtu, 28
Februari 2015.
Menurut Al Azhar, Tenas Effendy sebelumnya juga sudah menjalani perawatan di rumah sakit hampir satu bulan di Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru sejak 21 Januari 2015. Kemudian pada 16 Februari 2015 Tenas dirujuk ke Rumah Sakit Putra, Malaka. Terakhir dia kembali di rawat di Rumah Sakit Umum Arifin Ahmad, Pekanbaru.
Al Azhar mengatakan, Tenas Effendy menghembuskan nafas terakhir tepat pada usia 79 tahun. Ia lahir di Dusun Tanjung Malim, Desa Kuala Panduk, Pelalawan, 9 November 1936. Tenas pergi meninggalkan satu orang istri, delapan anak, 19 cucu dan satu cicit. Tenas akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum, Jalan Amal, Pasir Putih, Pekanbaru.
Di mata masyarakat Riau, Tenas Effendy merupakan seorang budayawan yang gemar mengkaji sekaligus mempraktekkan keluhuran budaya Melayu Riau. Melalui tulisan dan petuahnya dalam Tunjuk Ajar Melayu, Tenas Efendy memberikan semangat dan pendidikan kepada masyarakat dalam sendi kehidupan berdasarkan kearifan Melayu. "Beliau suri tauladan masyarakat Riau," kata Al Azhar.
Sebagai seorang sastrawan, Tennas Effendy telah banyak membuat makalah tentang melayu, baik untuk simposium, lokakarya, diskusi, maupun seminar, di Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand Selatan, Filipina Selatan, sampai Madagaskar.
Dari perjalanan panjangnya berkecimpung dengan kajian kebudayaan dan aktivitasnya dalam menulis, Tenas berhasil mengumpulkan lebih kurang 20.000 ungkapan, 10.000 pantun, dan tulisan-tulisan mengenai kebudayaan Melayu. Kepiawaiannya dalam menulis dan pengetahuannya yang mendalam tentang kebudayaan menarik minat banyak institusi untuk berbagi pemikiran dalam berbagai seminar, simposium, dan lokakarya mulai dari Malaysia, Singapura, Brunei sampai ke Belanda.
Menurut Al Azhar, Tenas Effendy sebelumnya juga sudah menjalani perawatan di rumah sakit hampir satu bulan di Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru sejak 21 Januari 2015. Kemudian pada 16 Februari 2015 Tenas dirujuk ke Rumah Sakit Putra, Malaka. Terakhir dia kembali di rawat di Rumah Sakit Umum Arifin Ahmad, Pekanbaru.
Al Azhar mengatakan, Tenas Effendy menghembuskan nafas terakhir tepat pada usia 79 tahun. Ia lahir di Dusun Tanjung Malim, Desa Kuala Panduk, Pelalawan, 9 November 1936. Tenas pergi meninggalkan satu orang istri, delapan anak, 19 cucu dan satu cicit. Tenas akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum, Jalan Amal, Pasir Putih, Pekanbaru.
Di mata masyarakat Riau, Tenas Effendy merupakan seorang budayawan yang gemar mengkaji sekaligus mempraktekkan keluhuran budaya Melayu Riau. Melalui tulisan dan petuahnya dalam Tunjuk Ajar Melayu, Tenas Efendy memberikan semangat dan pendidikan kepada masyarakat dalam sendi kehidupan berdasarkan kearifan Melayu. "Beliau suri tauladan masyarakat Riau," kata Al Azhar.
Sebagai seorang sastrawan, Tennas Effendy telah banyak membuat makalah tentang melayu, baik untuk simposium, lokakarya, diskusi, maupun seminar, di Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand Selatan, Filipina Selatan, sampai Madagaskar.
Dari perjalanan panjangnya berkecimpung dengan kajian kebudayaan dan aktivitasnya dalam menulis, Tenas berhasil mengumpulkan lebih kurang 20.000 ungkapan, 10.000 pantun, dan tulisan-tulisan mengenai kebudayaan Melayu. Kepiawaiannya dalam menulis dan pengetahuannya yang mendalam tentang kebudayaan menarik minat banyak institusi untuk berbagi pemikiran dalam berbagai seminar, simposium, dan lokakarya mulai dari Malaysia, Singapura, Brunei sampai ke Belanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar